Oleh: Dzulfi Idris
Mungkin istilah ‘Dipaksa untuk Biasa’
lebih dikenal di Pondok Pesantren, khususnya Pondok Modern Darussalam
Gontor seperti yang dirasakan penulis. Tetapi, penulis kurang setuju
dengan istilah di atas, karena tidak sepenuhnya benar dan tidak
sepenuhnya salah.
Kita ambil contoh di pondok dalam masalah
shalat tepat waktu dan shalat berjama’ah. Anggota, Ketika adzan
dikumandangkan mereka langsung digiring oleh mudabirnya untuk wudlu,
ganti baju, kemudian shalat berjama’ah. Kalau seandainya para anggota
didasari paksaan untuk melakukan shalat tepat waktu dan shalat
berjama’ah, maka perbuatan itu akan dipengaruhi 2 faktor:
- Paksaan mudabir(senior)nya, disebut paksaan karena kalau tidak dilakukan maka anggota akan mendapatkan hukuman kecuali alasan yang masuk akal.
- Lingkungan sekitarnya, karena paksaan mudabir itu semua anggota melakukannya jadi kalau seandainya ada satu orang tidak melakukan sama seperti anggota lain maka dia akan merasa tidak enak dan tekanan mental.
Jadi kalau seandainya dua faktor diatas
salah satunya tidak ada, atau kedua-duanya tidak ada, bisa dipastikan
seseorang tidak akan melakukan perbuatan tersebut.
- Jika paksaan mudabir tidak ada
Seseorang berada di sebuah lingkungan yang semua orangnya shalat tepat waktu dan berjamaah, tapi tidak ada paksaan mudabirnya, maka dia hanya akan berdiam diri dan tidak ikut yang lainnya.
- Jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung
Lingkungannya tidak ada yang shalat
berjama’ah dan tepat waktu, walaupun ada satu orang yang memperingatkan,
maka yang terjadi orang yang memperingatkan itu mungkin hanya dianggap
radio rusak.
- Jika paksaan mudabir dan lingkungan sekitar tidak mendukung
Salah satu tidak ada saja sudah sangat mustahil untuk mengerjakannya, apalagi kalau dua-duanya tidak ada.
Kesimpulan dari semua ini dalam
menciptakan kebiasaan tidak hanya bisa dilakukan dengan paksaan, tetapi
juga harus dengan kesadaran yang tinggi.
Untuk menumbuhkan kesadaran itu
dibutuhkan motivasi-motivasi secara berkala, atau bisa saja dengan
paksaan diawalnya, yang awalnya dipaksa secara terus-menerus, akan
timbul kesadaran dalam melakukannya, sehingga terciptalah kebiasaan.
0 comments:
Post a Comment