Pondok yang teguh pada idealismenya, akan maju dan tetap berjaya



Orang yang dibantu perutnya, mati akalnya.
Ada kisah menarik yang dituturkan oleh KH Hasyim Muzadi saat kami bersilaturahmi dikediaman beliau di Pondok Al Hikam Depok.
Saat itu awal 1950an di Gontor. Hasyim muda masih nyantri di Gontor kelas 3 KMI (setingkat 3 SMP). Menurut kisah beliau, salah satu bangunan permanen Gontor yang pertama dibangun melibatkan bantuan pihak luar adalah aula Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Seorang walisantri yang juga pengusaha terpanggil membantu pembiayaan pembangunan gedung yang mampu menampung ribuan santri ini.
Merasa sudah membantu banyak, rupanya sang wali santri berfikir tak ada salahnya meminta balasan sedikit. Beliau mengajukan permohonan khusus terkait putranya yang juga nyantri di pondok yang hampir seluruh gedungnya masih berbahan gedek itu untuk menyediakan kamar khusus untuk putranya tersebut terpisah dengan santri lainnya.
Di Pondok Gontor, hingga saat ini satu kamar memang bisa dihuni oleh 30an santri.
Mendengar hal ini, merahlah muka Kyai Sahal pertanda marahnya beliau tak ridho dengan sikap dan permintaan walisantri tersebut. Rupanya beliau tidak rela mengorbankan nilai idealisme egalitarian yang menjadi salah satu ciri dari kehidupan disiplin pondok. Ungkapan kemarahan Kyai Sahal yang dikenang Hasyim muda adalah:
"Kalau begitu caranya, angkat itu BPPM!!"
Permintaan walisantri itupun kandas tak pernah dikabulkan.
Hingga hari ini. Diumur ke 90 tahun, sikap Gontor tidak pernah bergeser.
Tak terhitung banyaknya putra putri dari berbagai tokoh maupun pejabat seperti menteri, pengusaha, jenderal, dubes dan apapun yang mempercayakan pendidikan ke lembaga yang di tahun 2016 ini berumur 90 tahun. Tak pernah ada pebedaan perlakuan atau pengecualian disiplin untuk putra putri mereka. Mereka memakan lauk yang sama dan tidur bersama di lantai beralaskan kasur tipis. Jangan pernah memohon pengecualian disiplin atau sekedar nego nilai dan kenaikan santri di pondok ini kalau tidak ingin dipersilahkan mengangkat koper dari pondok.
Pondok ini memang dihormati dan disegani karena salah satunya yaitu idealismenya yang tak bisa dibeli. Kekuatan idealisme itu ditopang dengan kemandirian didalam segala hal termasuk kemandirian ekonomi.
Tak peduli diakui ijazahnya atau tidak, dibantu finansial atau tidak oleh pemerintah, Pondok ini terus berjalan dengan kemandirian dan keyakinannya.
Para pendahulu kita ternyata sangat faham, siapa yang dibantu perutnya, mati akal dan idealismenya.
Semoga kita bisa mengikuti keteladanan yg telah dicontohkan.
Selamat ulang tahun ke 90 Pondokku

Sumber:
https://www.facebook.com/ayah.dedy/posts/10153541581135913
Share on Google Plus

About dzulfiidris

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment