Oleh: Dzulfi Idris
Tak bisa hatiku merafikan cintaKarena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya
Kudapati diri makin tersesat
Saat kita bersama
Desah nafas yang tak bisa truskan
persahabatan jadi cinta
Saat kita bersama
Desah nafas yang tak bisa truskan
persahabatan jadi cinta
Mungkin lirik lagu dari zigaz diatas
paling mewakili kekhawatiran kebanyakan remaja khususnya alumni Gontor
Putra dan Putri sesuai pengalaman penulis sehingga ada ‘larangan’ tak
tertulis bagi para alumni Gontor Putra dan Putri untuk berkumpul,
bersahabat, atau sekedar bercengkrama. Tak bisa dipungkiri semua
kekhawatiran itu alasannya tidak jauh dari kata ‘cinta’. Yuk kita bahas
bersama kenapa kok sahabat bisa jadi cinta.
Dalam pembahasan ini, kita akan lebih fokus
pada ‘alasan’ dari sebuah perasaan cinta. Rasulullah bersabda bahwa
memilih jodoh harus dari aspek Agama, Kecantikan/ Ketampanan, Kekayaan,
dan Kesuburan. Buat lebih gampangnya kita bagi alasan itu jadi dua:
Alasan batin dan Alasan Lahir
Alasan Lahir: Kecantikan/ Ketampanan, Kekayaan, Kesuburan.
Pernah denger istilah love in the first
sight alias cinta pada pandangan pertama gak?, yakin seyakinnya pasti
alasan orang itu mencintai hanya dilihat dari aspek kecantikan/
ketampanan ketika melihat cewek cantik/ cowok cakep, atau karena cewek/
cowok kelihatan kaya, atau juga karena badannya yang aduhai. Biasanya
cinta ini akan mudah timbul dan juga mudah lenyap.
Nah kalau alasannya hanya lahir, ketika
alasan itu hilang maka hilang pula rasa cinta, dia tidak akan cinta
kalau pasangannya tidak cantik/ tampan lagi, atau tidak kaya lagi, atau
badannya sudah tidak enak dilihat, kalau istilahnya ‘ada uang abang
disayang, tak ada uang abang ditendang’
Trus kalau alasannya lahir, ketika mulai
berkenalan atau bergaul, ada kemungkinan dia hilang perasaannya alias
illfeel gara-gara akhlak yang mau dipedekate kurang menyenangkan,
secantik atau seganteng apapun dia, bisa dipastiin gak bakal betah
lama-lama deket dia. Betul tidak? Sok atuh terusin bacaannya, makin
kebawah makin rame.
Akan tetapi, bisa juga ketika mulai
berkenalan dan bergaul, bukan hanya parasnya yang memukau,
kepribadiannya juga menyenangkan, sehingga cinta yang asalnya alasan
lahir bergeser menjadi alasan batin.
Alasan Batin: Agamanya.
Nah kalau ini paling dianjurin sama
Rasulullah, Karena ini lebih damai di hati. Agama disini bukan hanya
sekedar pengetahuan ataupun hapalan tetapi Agama dalam pengaplikasiannya
dalam kehidupan dan etika terhadap orang lain. Dengan adanya Pemahaman
Agama maka pasangan akan lebih bijak dalam menghadapi permasalahan dan
problematika rumah tangga, sang istri paham hak dan kewajibannya, sang
suamipun paham hak dan kewajibannya. Apa yang diharapkan oleh seorang
pria atau wanita selain pasangan yang paham hak dan kewajibannya
sehingga menyenangkan hati, kalau istilah islamnya ‘Kurrota A’yun’.
Kesimpulannya adalah Alasan Batin lebih
penting dijadikan alasan dalam memilih cinta daripada alasan lahir,
ingatlah bahwa tujuan kita memilih pasangan hidup adalah untuk
kebahagian batin, dan kebahagian batin itu bisa didapat kalau pasangan
kita memiliki akhlak yang baik walaupun dalam segi paras tidak terlalu
menawan. Tetapi, pilihan itu tetap ada di tangan anda, anda bebas
memilih alasan yang menjadikan acuan dalam memilih pasangan.
Lalu apa hubungannya dengan judul diatas?
Hehe, maaf-maaf jadi tidak nyambung dengan judul. Hubungannya dengan
judul adalah, semakin kita sering berinteraksi dengan sahabat, maka akan
semakin banyak yang kita ketahui dari sifatnya, akhlaknya, wataknya,
dan wawasannya. Ketika kita merasa kagum dengan sahabat, kita akan
merasakan sifat empati, kemudian simpati, kalau diteruskan maka akan
muncul rasa cinta. Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai kita
terjerumus pada cinta yang salah.
0 comments:
Post a Comment